Entri Populer

Senin, 15 Agustus 2011

HATI YANG BENING, HATI YANG BERSINAR DENGAN NUR ILAHI

Hati manusia diibaratkan bagaikan cermin yang mampu memantulkan cahaya yang jatuh diatasnya. Cermin yang dihadapkan pada sumber cahaya seperti matahari akan memantulkan kembali cahaya matahari tersebut, hingga ia akan bersinar terang bagaikan matahari pula. Namun jika cermin itu dipenuhi debu, kotoran dan berbagai noda hitam yang tidak pernah dibersihkan, cermin itu akan menjadi gelap pekat hingga tidak mampu memantulkan cahaya matahari yang jatuh diatasnya. Demikian pula jika cermin itu dipalingkan menyamping atau membelakangi matahari, maka cermin tersebut juga tidak akan mampu memantulkan sinar matahari yang jatuh diatasnya.
Demikian pula halnya dengan hati manusia, setiap saat Allah menyinari hati manusia dengan Nur (Cahaya) Nya. Ada hati yang mampu memantulkan cahaya Ilahi itu dan bersinar terang menerangi diri dan lingkungannya, namun banyak pula hati yang tidak mampu memantulkan Nur Ilahi yang datang padanya. Hati tersebut gelap pekat, membawa kegelapan bagi diri dan lingkungannya. Allah telah mengunci mati hati yang gelap pekat tersebut sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 7 :
al-baqarah-7
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (Al Baqarah 7)
Ada dua hal yang menyebabkan hati manusia gelap pekat tidak mampu memantulkan cahaya Ilahi yang menyinari hatinya. Pertama hati itu dipenuhi debu, kotoran dan noda hitam akibat dosa dan perbuatan maksiat yang dilakukannya, sehingga hati tersebut menjadi hitam legam dan tidak mampu memantulkan cahaya yang datang padanya. Kedua, hati tersebut tidak mendapat cahaya dari Ilahi karena hati tersebut berpaling tidak menghadap pada sumber cahaya Ilahi yang datang padanya. Hati tersebut mungkin menyerong, menyamping atau bahkan membelakangi sumber cahaya Ilahi yang mendatanginya, sehingga cahaya Ilahi tidak mengenai permukaan hati tersebut. Walaupun hati tersebut bersih dari perbuatan dosa dan maksiat, namun ia tetap gelap tidak mampu memberi cahaya bagi diri dan lingkungannya karena memang tidak ada cahaya yang bisa dipantulkan kembali oleh hati tersebut.
Allah sumber cahaya yang menerangi
Allah adalah sumber cahaya yang menerangi alam semesta, menerangi langit dan bumi, menerangi kehidupan manusia, menerangi hati yang dalam kegelapan. Allah menjelaskan hal tersebut dalam surat An Nur ayat 35 :
annur-35
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (An Nur 35)
Orang yang selalu menghadapkan hati dan fikirannya kepada Allah yang maha Tinggi dan terus menerus berusaha membersihkan hatinya dari berbagai kotoran yang datang setiap saat, niscaya hatinya akan bersinar cemerlang dengan cahaya Ilahi. Hatinya memantulkan serta memancarkan Nur (cahaya) Ilahi yang diterimanya menerangi kehidupan serta lingkungan tempat dia berada. Namun orang yang memalingkan hati dan fikirannya dari menghadap Allah, dan membiarkan berbagai kotoran bertumpuk menutupi hatinya, tidak akan pernah mendapat cahaya Ilahi. Hatinya gelap pekat demikian pula hidupnya berada dalam kegelapan dan ketidak pastian, ia tidak mampu menerangi dirinya sendiri apalagi menerangi lingkungan hidupnya.

Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an agar kita selalu menghadapkan hati dan fikiran kepada Allah sehingga hati dan fikiran kita selalu mendapat cahaya dari-Nya yang menerangi dan menuntun kita dalam menempuh perjalanan hidup didunia maupun akhirat. Perhatikan firman Allah dalam surat Ar Rum 30 dan Yunus 105 :
30- Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,( Ar- Rum 30)
105- dan (aku telah diperintah): “Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik. (Yunus 105)
Orang yang memalingkan wajahnya dari Allah dan mengambil tuhan yang lain sebagai sembahannya (Musyrik, Kafir ) tidak akan mendapat bimbingan dan petunjuk dari Allah, mereka hidup dalam kegelapan, tidak mempunyai pegangan hidup yang jelas.
Disamping menghadapkan wajah, hati dan fikiran pada Allah kita juga diperintahkan untuk membersihkan hati dan fikiran dari berbagai kotoran dan perbuatan dosa. Hati yang selalu bersih dari debu, kotoran dan dosa menjadi jernih dan bening, sehingga mampu memantulkan Nur Ilahi yang diterimanya, untuk menerangi jalan hidup diri dan lingkungannya.
Usaha menghadapkan hati dan fikiran kepada Allah swt.
Hati yang berpaling atau membelakang dari menghadap Allah tidak akan mendapat cahaya atau Nur Ilahi. Syetan dan bala tentaranya selalu berusaha agar manusia berpaling dari Allah, Syetan berusaha agar manusia memalingkan wajah, hati dan fikirannya kepada selain Allah. Syetan memperlihatkan indah dan benar semua perbuatan mereka yang sesat, mereka menyembah selain Allah, seperti tuhan Yesus, patung Budha, berhala, matahari, Roh leluhur, para Dewa, tempat keramat, benda pusaka dan lain sebagainya. Tujuan hidupnya hanya untuk memenuhi keinginan syahwat dan nafsu duniawi.
Hadapkan hati dan fikiran semata mata hanya pada Allah, jangan menyembah tuhan atau kekuatan yang lain dari Allah. Hindari menyimpan benda keramat, azimat, benda pusaka dan jauhi segala aktifitas pemujaan selain kepada Allah. Ingat dan selalu sebut nama Allah didalam hati dan fikiran ketika berdiri, duduk dan berbaring. Perbanyak mengerjakan sholat sunah, wirid zikrullah, membaca Qur’an secara rutin. Jangan kagum dan takjub kepada kekayaan duniawi atau keistimewaan yang diberikan Allah kepada orang yang berpaling dari Allah. Semua itu hanyalah ujian dan fitnah dari Allah, mereka menyangka telah mendapat hidayah dan petunjuk, mereka merasa berada pada jalan yang benar. Syetan telah menipu mereka sehingga memandang baik semua kesesatan dan kekeliruan yang mereka lakukan. Allah telah mengingatkan ini dalam surat An Naml ayat 4 dan surat Fushilat ayat 25 :
4- Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang (dalam kesesatan). (An Naml 4)
25- Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jin dan manusia; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi.(Fushilat 25)
Dengan memperbanyak Dzikrullah, sholat sunah, membaca Qur’an syetan tidak mempunyai kesempatan untuk masuk kedalam hati dan fikiran kita, sehingga tidak mampu memalingkan hati dan fikiran kita dari mengingat Allah.
Usaha membersihkan hati dari kotoran dan dosa
Kotoran dosa, dan berbagai kemaksiatan yang kita lakukan dapat menutup hati hingga tidak mampu memantulkan Nur Ilahi yang datang menyinari hati. Bersihkan hati dari berbagai kotoran dan dosa tersebut dengan memperbanyak istighfar dan menahan diri dari melakukan perbuatan maksiat dan dosa. Ucapkan istigfar dengan tulus dan sungguh-sunguh, satukan lisan, hati dan fikiran dalam kalimat istighfar yang diucapkan, mohon ampun dengan sungguh-sungguh hingga meneteskan air mata. Yang diterima oleh Allah bukan banyaknya kalimat istighfar yang diucapkan, tapi ketulusan dan kesungguhan hati. Walaupun membaca kalimat istigfar sampai ribuan kali (1000 atau 5000 kali) jika tidak diikuti dengan keikhlasan dan kesungguhan hati tidak akan bermanfaat, apalagi jika kalimat istighfar diucapkan sambil fikiran melantur kemana mana.
Hindari diri dari melakukan perbuatan dosa kecil, apalagi dosa besar. Jauhi tempat tempat yang dapat membangkitkan syahwat, jauhi aktifitas dan pergaulan yang cenderung berhura-hura, pesta pora, perjudian, zina, mabuk mabukan dan lain sebagainya. Perbanyak bergaul dengan orang saleh, dekati masjid dan majelis taklim. Insya Allah hati menjadi jernih dan bening.
Nur Ilahi yang menerangi orang Mukmin
Orang yang hatinya bersinar dengan Nur Ilahi , selalu mendapat bimbingan dan petunjuk Allah dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Rasulullah pernah bersabda :” Takutlah kepada firasat orang mukmin, karena orang mukmin itu melihat dengan Nur Allah”. Bagi orang Mukmin tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, ia selalu mendapat jalan keluar dari berbagai masalah yang dihadapinya serta mendapat rezeki dari tempat yang tidak pernah disangka sangka, sebagaimana dijelaskan Allah dalam surat Thalaq ayat 2-3
2.….. Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.
3- Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (At Thalaq 2-3)
Orang Mukmin yang hatinya bersinar dengan Nur Ilahi selalu mendapat kemudahan dalam hidupnya, sebagaimana disebutkan Allah dalam surat Al Laili ayat 5-7
5- Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,
6- dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),
7- maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. (Al laili 5-7)
Rasulullah telah bersabda : ” Apabila Allah menghendaki kebajikan kepada seseorang, maka Allah akan menjadikan untuknya penasehat dari hatinya (sendiri)”
Sabda beliau lagi : “Barang siapa yang hatinya menjadi penasihat baginya , maka Allah akan menjadi pelindung atasnya”
Rasulullah juga mengatakan :” Hati orang mukmin itu bersih, didalamnya ada lampu yang bersinar, dan hati si kafir itu hitam dan terbalik ”
Dipadang Mahsyar kelak orang Mukmin akan berjalan dengan cahaya terang benderang disekelilingnya sebagaimana dijelaskan Allah dalam surat At Tahrim ayat 8 :
8- Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia;
sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu“. (At Tahrim 8)
Demikianlah orang Ber-Iman selalu diiringi dan mendapatkan cahaya kehidupan dari Nur Ilahi yang memancar dari dalam hati mereka, hidup aman, nyaman sepanjang masa.
Orang yang memalingkan wajahnya dari Allah
Didunia ini banyak kita temukan orang yang memiliki ahlak terpuji, memiliki hubungan antar manusia yang sangat baik. Mereka sangat peduli dengan kehidupan sesama manusia, suka menolong berjiwa sosial disenangi dimanapun mereka berada karena ahlaknya yang baik. Namun disisi lain mereka tidak kenal dengan Allah, mereka menyembah tuhan yang lain dari Allah, ada yang menyembah Yesus kristus, Budha, berhala, para dewa, Matahari, Bulan, benda dan tempat keramat, Arwah leluhur dan lain sebagainya.
Orang ini diibaratkan seperti cermin yang bersih, namun dia tidak memancarkan cahaya karena posisinya tidak menghadap pada sumber Cahaya, melainkan menyerong, menyamping atau membelakangi sumber cahaya. Demikian pula hati orang yang bersih dari kotoran dan dosa namun jika tidak dihadapkan pada Allah, tidak akan memancarkan Nur Ilahi. Mereka hanya tampak indah pada dhohirnya, namun hati mereka kering, gersang dan gelap. Dari segi kehidupan dunia mereka sangat menarik, namun dari segi Rohani mereka hidup dalam kegelapan. Allah mengingatkan dalam surat Thaha 131 agar kita tidak takjub dan kagum kepada orang yang seperti ini, mereka hanya tampak indah dan menarik dari segi dhohirnya saja.
131- Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (Thaha 131)
Berpegang teguhlah pada tali Allah, hadapkan hati dan fikiran hanya pada Allah Tuhan semesta alam. Tanamkan dalam hati tidak ada Tuhan selain Allah, Dialah tujuan utama dari setiap orang yang ber-iman. Ingat pernyataan Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam surat Al An Aam ayat 79 yang juga selalu kita ucapkan dalam do’a iftitah setiap sholat
al-anam79
79- Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (Al An Aam 79)

Kecantikan Sejati

Suatu pagi seorang gadis berkata pada Ibunya:
"Ibu, engkau selalu terlihat cantik, aku ingin sepertimu, beritahulah aku resepnya..."

Dengan tatapan dan senyum, sang Ibu pun menjawab dengan perlahan:"Untuk Bibir yg Menarik, Ucapkanlah Perkataan yang baik...

Untuk Pipi yang Lesung, Tebarkanlah Senyum Ikhlas mu di muka bumi... Untuk Mata Indah Menawan, Lihatlah selalu Kebaikan orang lain...

Untuk Tubuh yang Langsing, Sisihkan Makanan mu bagi fakir miskin... Untuk Jemari Tangan yang Lentik Menawan, Hitunglah Dosa dan Pujianmu untuk-Nya..

Untuk Wajah Putih Bercahaya, Basuhlah Muka dgn air yang  suci dan bersih yaitu air Wudhu...

Anakku...Kecantikan FISIK pasti akan segera pudar oleh waktu, tetapi kecantikan PERILAKU TIDAK akan pudar, meskipun oleh kematian.."

7 Kunci Kebahagiaan di Dunia

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di masjid. Suatu hari ia ditanya oleh para tabi’in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) kunci kebahagiaan dunia, yaitu:

1. Qalbun syakirun (hati yang selalu bersyukur)

Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat ALLAH SWT, sehingga apapun yang diberikan ALLAH, ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan ALLAH.

Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu, “Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”. Dan bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya.

2. Al azwaju shalihah (pasangan hidup yang sholeh)
Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholehah, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya.

3. Al auladun abrar (anak yang sholeh)
Saat Rasulullah SAW thawaf, beliau bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet- lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu, “Kenapa pundakmu itu?” Jawab anak muda itu, “Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya” Lalu anak muda itu bertanya, ” Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua?”

Nabi SAW memeluk anak muda itu dan mengatakan, “Sungguh ALLAH ridho kepadamu, kamu anak yang sholeh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu” Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang sholeh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan ALLAH.

4. Albiatu sholihah (lingkungan yang kondusif untuk iman kita)
Kita tentu boleh mengenal siapapun, tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat, haruslah orang- orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Sebagaimana Rasulullah yang menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh yang akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.

5. Al malul halal (harta yang halal)

Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. “Kamu berdo’a sudah bagus”, kata Nabi SAW, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan?” Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena do’anya akan sangat mudah dikabulkan ALLAH. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hati semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya.

6. Tafakuh fi dien (semangat untuk memahami agama)
ALLAH menjanjikan nikmat bagi umat-NYA yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada ALLAH dan rasul-NYA. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng “hidup” kan hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman.

7. Al-umrul mabruk (umur yang baroqah)
Umur yang baroqah itu adalah umur, yang selalu diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak nostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome).

Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Pencipta. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan ALLAH. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya.

--------------------
 “Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanah. Wa fil aakhirati hasanah, waqinaa adzabannar”. Ya Allah karuniakanlah Kami kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka. Amiin…

Meraih Keistimewaan Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan

Tak terasa… Bulan ramadhan pun telah tiba. Tentu waktu yang sangat singkat ini tidak akan kita lewatkan begitu saja. Jika selama 11 bulan yang lalu kita telah melakukan banyak dosa… Pada bulan inilah, pintu ampunan akan dibuka selebar- lebarnya. Ibadah puasa, mengaji, shalat tarawih, dan tahajud itulah yang akan menjadi pernak- pernik kita dalam mengarungi indahnya bulan Ramadhan bersama teman- teman tercinta. 

Dalam Kitab “Durroh An- nasihin”, karya Syech Usman bin Hasan bin Ahmad as Syakir Al Khaubari, disebutkan bahwa : Dari Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: Nabi SAW ditanya tentang keutamaan- keutamaan tarawih di bulan Ramadhan. Kemudian beliau bersabda;

Pada 10 hari pertama bulan Ramadhan :

Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.
Dan pada malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika
keduanya mukmin.
Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat”.
Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).
Pada malam kelima, Allah Ta’ala memberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.

Pada malam keenam, Allah Ta’ala memberikan pahala seperti pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.
Pada malam ketujuh, seolah- olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir’aun dan Haman.
Pada malam kedelapan, Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahin a.s.
Pada malam kesembilan, seolah- olah ia beribadah kepada Allah Ta’ala sebagaimana ibadahnya Nabi saw.
Pada Malam kesepuluh, Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.

Pada 10 hari kedua bulan Ramadhan :

Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.
Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.
Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.

Pada malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.
Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.
Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, “Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.”
Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.
Pada malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).

Pada 10 hari ketiga bulan Ramadhan :

Pada malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.
Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
Pada malam kedua puluh tiga, Allah membangunkan untuknya sebuah kota di dalam surga.
Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.
Pada malam kedua puluh lima, Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab kubur.
Pada malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.
Pada malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
Pada malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.
Pada malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.
Dan pada malam ketiga puluh, Allah berfirman:”Hai hamba-Ku, makanlah buah- buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku” (HR Majalis).

Nah, itulah keistimewaan luar biasa dari shalat tarawih yang akan kita jalani 1 bulan ke depan. Namun, apapun keistimewaan di dalamnya, semoga kita tetap beribadah atas dasar keikhlasan dan kecintaan kita kepada Allah taala. Bukan sekadar hanya karena takut neraka dan cinta Surga. Tapi lebih dari itu, yaitu karena “takut” jauh dariAllah dan “cinta” dengan kasih sayang Allah.

“Jangan terlalu mengejar Dunia, tapi kejarlah Sang Pemilik Dunia, maka Dunia yang akan mendatangimu. Dan jangan terlalu mencintai CiptaanNYA, tapi cintailah dulu sang Maha Pencipta. Maka Engkau akan didekatkan dengan semua ciptaanNYA”. Bukan karena bulan puasa Engkau mendekatiNYA, tapi karena kesadaran diri untuk berubah, itulah ketaqwaanmu yang sebenarnya.

Memperkuat Ketajaman Mata Hati

Kehidupan manusia tentu mempunyai tingkatan yang berbeda- beda. Ada orang- orang yang menjalani hidupnya secara datar dan biasa. Namun ada pula orang- orang yang berjuang keras untuk menjalani kehidupan ini, karena selalu berjuang melawan setiap cobaan yang ada di hadapan mereka. Jika dibandingkan, keduanya tentu mempunyai kualitas yang jauh berbeda.
Masalah yang menyelimuti kita tidak mungkin akan berakhir, jika kita tidak menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut. Saat kita sudah yakin dan terbiasa menghadapi setiap masalah, sesungguhnya kita sendirilah yang tahu tindakan apa yang harus dilakukan. “Sebuah mata hati itu akan semakin tajam, jika ia sering digunakan. Dan sebenarnya pada saat itulah pertolongan Allah akan datang”.
Jangan Anda kira orang- orang yang senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah mempunyai tingkatan yang sama dengan orang lain. Mereka tentu berbeda. Mereka itu tidak sama; di antara Ahli kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). (Q.S Al Imran : 113).
Orang- orang yang selalu berdzikir dimanapun dia berada dan mau mengorbankan waktu tidur mereka untuk Tahajud akan senantiasa dibukakan mata hatinya untuk melihat dan membaca apa yang tersirat dibalik misteri hidup ini. Karena pada keheningan malam terdapat berbagai macam hikmah, sehingga kita dapat mengenal dan menjalin rahasia kedekatan yang lebih kepada Allah.
Sultan Muhammad Al Fatih”, seseorang yang tegas bila berhadapan dengan musuh tapi lembut bila berhadapan dengan rakyatnya. Ia bisa menaklukkan Konstatinopel saat berumur 21 tahun. Bukan karena jumlah pasukannya yang banyak, namun karena ia mempunyai rahasia kedekatan dengan Allah. Pada keheningan malam, dia selalu berkeliling untuk memastikan pasukan dan rakyatnya untuk melaksanakan shalat Tahajud serta bermunajat penuh agar senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah..
Nuruddin Mahmud Zanki. Sejarah mencatatnya sebagai Penakluk keganasan pasukan salib. Bukan pula karena ketangguhan pasukannya, tetapi karena ia mempunyai rahasia kedekatan dengan Allah. Rentetan kemenangan yang diraihnya adalah karena doa dan sholat-sholat malam yang penuh kekhusyu’an. Seorang ulama tersohor, Ibnu Katsir mengatakan, ”Nuruddin itu kecanduan sholat malam, banyak berpuasa, dan berjihad dengan akidah yang benar”. Istrinya bernama Khotun binti Atabik. Dia adalah istri shalehah di hadapan suaminya, terlebih lagi di hadapan Allah. Malam- malam mereka adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai keimanan. Gemerisik dedaunan, desahan angin, dan tetesan air mata seakan menjadi pernak-pernik mereka dalam sujud yang panjang. MasyaAllah…
Maimun”, seorang budak yang miskin harta, hitam pekat. Lebih pekat dari malam-malam yang dilaluinya. Hanya manusia biasa, namun Malik bin Dinar & Tsabit Al Bunani kagum padanya, lantaran doanya yang sangat makbul karena ia selalu mengisi malam demi malam dengan tetesan air mata dan taqarrub pada Allah. Imam Ghazali pun menulis banyak rahasia kehidupan dalam bukunya yang berjudul Mukasyafatul Qulub (Rahasia Ketajaman Mata Hati).
Lakukanlah berbagai macam amalan, yang bisa membedakan kita dengan orang lain. “Jika ingin memperoleh tingkatan orang- orang yang berbeda, maka lakukanlah amalan- amalan berbeda, yang jarang dilakukan oleh orang lain”. Disaat orang- orang sibuk dengan urusan Dunia pada pagi harinya, maka luangkanlah sejenak waktu Anda untuk shalat dzuha, karena itulah kunci untuk membuka pertolongan Allah di siang harinya.
Pada saat orang- orang tidur terlelap pada 1/3 malam yang terakhir, maka bangunlah. Lakukan shalat Tahajud, karena itu akan memperkuat ikatan hati kita kepada Allah dan menjaga kita dari berbagai macam bencana. Saat melangkah dimanapun Anda berada, maka hidupkan hati Anda dengan senantiasa berdzikir kepada Allah , karena itu dapat membersihkan hati kita. Ibarat sebuah kaca berdebu, jika selalu dibersihkan maka ia akan dapat menerima tabir/ cahaya dari luar.
Seseorang yang dapat mengatasi setiap masalah yang ada, bukan karena ketangguhan yang ia miliki. Namun karena ia telah mendapatkan kunci pertolongan dan rahasia kedekatan dengan Allah. Allah telah membukakan tabir atau misteri dibalik masalah yang ia hadapi, sehingga ia sudah tahu apa yang harus dilakukan. Orang- orang biasa, hanya mempunyai 5 panca indra. Namun bagi orang- orang yang senantiasa mendekakatkan dirinya kepada Allah, maka ia akan dibukakan indra ke 6, yaitu “Ketajaman Mata Hati”.
Ibnu Munkadir berkata, “Tidak ada kelezatan di dunia ini kecuali pada 3 hal, yaitu: qiyamul lail, bertemu dengan saudara seiman, dan shalat berjamaah. Fudhail bin Iyadh berucap: Bila matahari terbenam, aku senang dengan kegelapan, karena aku dapat berkhalwat (bersunyi diri) dengan Rabbku. Namun bila matahari merekah, aku begitu sedih, karena banyak orang yang masuk menemuiku. Abu Sulaiman berkata : “Bila bukan karena malam, aku tidak suka untuk tinggal di dunia ini”. MasyaAllah…
Semoga artikel ini dapat menguak rahasia- rahasia kehidupan yang masih terpendam . Membuat kita menjadi golongan orang- orang yang mempunyai ketajaman mata hati, karena selalu mempunyai rahasia kedekatan dengan Allah pada setiap dzikir kita dan pada 1/3 malam yang terakhir. Amiin…

Jumat, 12 Agustus 2011

malaikat: pandawa lima

malaikat: pandawa lima: "Berbicara tentang PENDAWA LIMA pikiran kita langsung tertuju dengan WAYANG KULIT sebagai Seni budaya Jawa yang lahir sejak puluhan tahun l..."

pandawa lima

Berbicara tentang PENDAWA LIMA pikiran kita langsung tertuju dengan WAYANG KULIT sebagai Seni budaya Jawa yang lahir sejak puluhan tahun lalu , yang syarat dengan ajaran mistikisme dimana di dalam Pandangan Islam masuk dalam katagori Musyrik. (membuat Sekutu/sepadan dengan selain Allah SWT sebagai sesembahan yang setara dengan Allah SWT). Karena itu kesan pertama ketika orang menyebutkan tentang WAYANG KULIT Image yang timbul langsung negative, sumber kemusyikan, sarang klenik, mistik, sumber maksiyat dan atribut-atribut lain yang senada.
Memang kenyataan itu, tidak bisa dipungkiri, sebab memang ASAL-USUL WAYANG itu sendiri berasal dari Ajaran Hindu yang terkodivikasikan dalam buku “Kitab Mahabarata dan Ramayana. Namun ketika kita menyebut PENDAWA LIMA, maka dalam buku Aslinya itu tidak bakal kita temukan bentuk gambar WAYANG PENDAWA LIMA.yang ada sekarang. Karena sesungguhnya timbulnya PENDAWA LIMA dalam bentuk yang ada sekarang memang bukan lahir dari ajaran Hindu, tetapi hasil kreativitas para Wali Songo (Sembilan) yang ingin mendakwahkan Islam kepada masyarakat Jawa saat itu melalui budaya Wayang.
ASAL USUL PENDAWA LIMA
gam
Di Jawa khususnya dan Indonesia pada Umumnya di saat pertama kali Islam datang di negeri Nusantara ini (pada abad ke 13 M) (1), kesenian yang lagi trendy (digemari) oleh masyarakat adalah WAYANG KULIT. Konon ketika para Wali Songo sedangkan kesulitan cara Mendakwahkan Islam di Jawa mereka melihat suatu pertunjukan WAYANG KULIT,seketika itu muncul ide creative,ingin menjadikan WAYANG KULIT sebagai sarana Dakwah Islam.
Sebab mereka memandang WAYANG merupakan sarana evektif untuk mudahnya masyarakat menerima ajaran Islam. Maka pada abad 15 M (1478 M) ketika kerajaan Demak berdiri dengan rajanya yang berjuluk Raden Patah hasil perjuangan para Wali Songo, Raden Patah cukup serius memperhatikan dan mengembangkan Wayang Kulit sebagai sarana Dakwah Islam (Baca buku “WAYANG KEBATINAN ISLAM” oleh Dharmawan Budi Suseno,Cet.1 Juli 2009, Pen. Kreasi Wacana, hlm. 24-27)
Sejak saat itulah dia mulai mempelajari wayang secara mendalam, dan berusaha membuat Lakon (Kisah/cerita) baru tentang PENDAWA LIMA sebagai bagian tak terpisahkan dari seluruh rangkaian kisah dalam dunia WAYANG KULIT yang esensi dasarnya cerita lentang Alam Kosmos yang stabil dan Alam yang labil. Perhatikan pendapat Dr. Neils Mulder yang mnulis buku tentang “Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa (Kelangsungan dan Perubahan Kultural)”. dia mengatakan : “Dalam mitologi Jawa yang berindukan epos India Ramayana dan Mahabarata Hidup ini dilihat sebagai peperangan antara kuasa-kuasa kekacauan dan kuasa-kuasa keteraturan. Dalam Siklus Mahabarata, kuasa-kuasa kekacauan adalah KURAWA. Mereka menggambarkan kuasa-kuasa keangkuhan, kesombongan, egoisme dan pengagungan diri, keserakahan, hawa nafsu dan amarah. Itulah kuasa-kuasa yang menyeleweng dari keadaan Kosmos yang seharusnya yakni harmoni, keadilan dan keteraturan. Bila Kurawa berkuasa, maka kehidupan di Kosmos dan di Bumi ditandai oleh suasana tidak teratur tidak menentu dan tidak adil. KURAWA dilawan oleh PENDAWA. Lima Bersaudara yang menegakan keshalehan, keadilan, sikap tanpa pamrih dan kepercayaan kepada tujuan Kosmos. Bila PENDAWA menang, maka kosmos dan kehidupan di dunia ini ditandai oleh suasana tentram, harmonis,adil dan makmur. Dalam Bharata Yudha perang terakhir dan besar-besaran, Pendawa mengalahkan Kurawa dan Keteraturan mengalahkan Kekacauan.” (Niels Mulder, Kebatinan dan Hidup sehari-hari Orang Jawa, cet.I,th.1983,Pen. PT. Gramedia Jkt. Hlm.14.
Maka dengan munculnya PENDAWA LIMA, sesungguhnya itu merupakan hasil karya seni yang spektakuler dari para Wali Songo yang berjuang mendakwahkan Islam di Tanah Jawa dengan segala kekuarangannya. Dan berkat ketekunan mereka itulah maka Islam dengan mudah bisa diterima oleh Masyarakat jawa khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
(1). Secara garis besar dapat disebutkan bahwa penyebaran Agama Islam dari Wilayah Barat ke Timur di seluruh Nusantara pada umumnya, melalui jalur-jalur Perdagangan (Hasjimi 1989, Chauduri 1989, Ibrahim,et.al 1989). Sejak abad ke 13 M itu, sudah terjadi hubungan dakwah dan dagang antara orang-orang di Kepulauan Nusantara dengan Arab, Persia, India dan China. Hubungan dagang terjadi terutama melalui jalur Laut yang melewati pelabuhan-pelabuhan besar. Pelabuhan penting di Sumatra yaitu, Lamuni, Aceh, Barus, Bagan Siapi-api dan Palembang. Pelabuhan utama di Jawa yaitu Sunda Kelapa.,Pekalongan, Semarang, Jepara, Tuban dan Gresik. Telah tumbuh sejak awal Abad Masehi. Para pedagang asing yang datang ke Pelabuhan tersebut sambil menunggu datangnya musim yang baik bagi pelayaran mereka membentuk Koloni. (Chauduri, 1989) (Diambil dari buku ”Islam Kejawen” Oleh Budiono Hadisutrisno, Cet. I Juli 2009.Hlm.129-130)
Padahal ketika itu (pada abad 13.M – 17 M ) di Jawa Telah berkembang terlebih dahulu ajaran Hindu dan Budha yang sudah menjadi agama para Raja yang berkuasa di Tanah Jawa. Melihat kondisi tersebut secara logika sangat sulit dibayangkan berhasilnya dakwah Islam. Sedangkan Islam Masuk ke Nusantara juga telah tercampur dengan berbagai budaya yang dilaluinya. Sebagaimana dituturkan oleh Budiono Hadisutrisno yang mengatakan : “Islam kemudian menyebar ke luar Jazirah Arab, maka segera bertemu dengan berbagai peradaban dan budaya local yang sudah mengakar selama berabad-abad. Negeri yang sudah didatangi Islam seperti Mesir, Siria,Palestina dan Persia sudah lama mengenal ajaran Filsafat Yunani. Ajaran Hindu Budha, Majusi, Kristen dan Mistik Neoplatonisme telah lama dikenal di Jazirah Arab, (Simuh,1995 :69). Dengan demikian Islam yang tersebar senantiasa mengalami penyesuaian dengan lingkungan peradaban dan kebudayaan setempat.(Islam Kejawen, Budiono Hadisutrisno, Cet.1 Th.2009 hlm, 129) Lebih-lebih dengan masuknya kaum penjajah pada awal abad 17 M oleh kaum Portugis dengan VOC-nya yang membawa Missi salib. Tetapi dengan munculnya kesenian WAYANG BEBER (asal-usul Wayang) yang kemudian berkembang menjadi WAYANG KULIT, ditemukanlah ide untuk memanfaatkan Seni Budaya WAYANG KILIT sebagai sarana dakwah Islam. Karena itu maka disusunlah Lakon/cerita/kisah tentang PENDAWA LIMA .
Selanjutkan agar menyatu dengan keseluruhan kisah dalam DUNIA WAYANG , maka para Wali Songo mencoba creative membuat silsilah dalam DUNIA PEWAYANGAN yang dikaitkan dengan kisah Nabi Adam AS.
Menurut cerita yang disampaikan oleh Kiy Dalang Hamzani dari Semarang ketika kami wawancarai menyebutkan bahwa asal usul PENDAWA LIMA itu sebagai berikut :
Kono n ceritanya : Bahwa PENDAWA LIMA adalah Lima Bersaudara putra Prabu Dewanata yang beristrikan Dewi Kunti, Prabu Dewanata yng berkuasa di Negeri Astinapura adalah putra Begawan Abiyoso, :
Begawan Ibiyoso - putra - Begawan Polosoro
Begawan Polosoro - putra - Sekutrem
Sekutrem - putra - Sakri
Sakri - putra - Bambang Parikenan/Parikesit
Bambang Parikenan/Parikesit - putra - Sang Hyang Nur Roso
Sang Hyang Nur Roso - putra - Sang Hyang Nur Cahyo
Sang Hyang Nur Cahyo - putra - Sang Hyang Wenang
Sang Hyang Wenang - putra - Sang Hyang SIS
Sang Hyang SIS - putra - Dewa Ruci
Dewa Ruci - putra - Nabi SIS
Nabi SIS keturnanan - Nabi Adam
Inilah kisah fiktif hasil rekayasa yang dibuat oleh para Wali Songo dengan segala kekurangan dan keterbatasannya. Agar Ajaran Islam yang diselipkan kepada PENDAWA LIMA itu bisa menyatu dengan DUNIA WAYANG, sehingga missi dakwah Islam bisa detrima dengan mudah oleh masyarakat.
ARTI PENDAWA LIMA
Pengertian tentang PENDAWA LIMA menjadi nama bagi lembaga Pembinaan Religi bagi kami adalah :
• PENDAWA LIMA kependekan dari PENDALAMAN WAWASAN LIMA. Maksudnya adalah Membina dan Membing Ummat agar Lebih memperdalam lebih jauh tentang apa arti sesungguhnya tentang RUKUN ISLAM YANG LIMA dan apa makna filosofinya dalam prilaku hidup muslim
• Dalam DUNIA PEWAYANGAN Arti PENDAWA LIMA adalah merupakan fisualisasi dari RUKUN ISLAM YANG LIMA , Maksudnya bahwa Figur PENDAWA LIMA itu merupakan gambaran RUKUN ISLAM YANG LIMA dengan rincian sebagai berikut :
1. PUNTODEWA = Gambaran Rukun Islam yang pertama : DUA KALIMAH SYAHADAT (karena disebutkan bahwa dia punya JIMUS KALIMOSODO) (buku “TASAWUF SEMAR HINGGA BAGONG” oleh Muhammad Zaairul Haq,cet I th,2009, Pen. Kreasi Wacana, hlm.10)
2. SENO/BIMA/WERKUDORO = Gambaran Rukun Islam yang kedua : MENEGAKAN SHALAT (dia hanya punya satu Bahasa komunikasi walaupun siapa yang diajak bicara) (buku “TASAWUF SEMAR HINGGA BAGONG” oleh Muhammad Zaairul Haq,cet I th,2009, Pen. Kreasi Wacana, hlm.13)
3. ARJUNA/JANOKO = Gambaran Rukun Islam yang ke-tiga : PUASA DI BULAN RAMADLAN.(dia punya kesaktian yang tak terkalahkan, dan performen yang menyenangkan pandangan, karena dia gemar Tirakat/bertapa (BERPUASA) dan gemar MENAHAN NAFSU (buku “TASAWUF SEMAR HINGGA BAGONG” oleh Muhammad Zaairul Haq,cet I th,2009, Pen. Kreasi Wacana, hlm.17)
4. NAKULO = Gambaran Rukun Islam yang ke –empat : MEMBAYAR ZAKAT (dia gemar bersolek dengan pakaian bagus dan bersih, suka memberi serta belaskasih pada kaum yang lemah, lambang orang kaya yang Dermawan/suka memberi infaq, shadaqah dan zakat) (buku “TASAWUF SEMAR HINGGA BAGONG” oleh Muhammad Zaairul Haq,cet I th,2009, Pen. Kreasi Wacana, hlm.18)
5. SADEWO = Gambaran Rukun Islam yang ke-lima : KEWJIBAN PERGI HAJI (dia suka melancong, mengembara mencari ilmu dan hikmah di tempat-tempat yang bersejarah) (buku “TASAWUF SEMAR HINGGA BAGONG” oleh Muhammad Zaairul Haq,cet I th,2009, Pen. Kreasi Wacana, hlm.18)
MAKSUD DAN TUJUAN
Terpilihnya nama LEMBAGA kami ini dengan nama PENDAWA LIMA, dilatar belakangi oleh dua sebab, yaitu :
• Sulitnya memilih nama yang bisa diterima oleh semua kalangan dengan fokus kejian yang berorientasi pada bidang Pendalaman Wawasan Keislaman sebagai Agama yang Hak dengan landasan Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah dengan mengajak kaum muslimin untuk meninggalkan segala bentuk bid'ah dan khurafat. Dari hasil renungan yang dalam itulah maka terpilihlah PENDAWA LIMA sebagai nama.
• Terpilihnya PENDAWA LIMA sebagai nama bukan tanpa alasan, justru kami punya missi yang lebih suci Insya Allah. Alasan – alasan yang bisa diuraikan di sini karena :
• Batapapun WAYANG KULIT itu lebih identik dengan dunia MISTIK, KLENIK, DAN MUSYRIK, tetapi kita tidak bisa menafikan bahwa mencuatnya WAYANG KULIT dalam karya yang lebih lengkap bersama PENDAWA LIMA-nya, menjadi Seni Budaya JAWA yang sudah Go internasioanal adalah hasil karya seni budaya Umat Islam (PARA WALI SONGO –SUNAN KALIJOGO) dengan segala keterbatasannya sebagai sarana Dakwah Islam yang efektif dan tepat saat itu sehingga Islam begitu mudah tersebesar di bumi Nusantara ini hingga dewasa ini.
• Kita harus berprasangka baik terhadap para pendahulu kita yang mendakwahkan Islam di Indonesia ini, bahwa mereka dengan segala kekurangannya telah mendakwahkan Islam dengan tulus Ikhlas karena Allah SWT. Walaupun kemudian WAYANG KULIT dengan PENDAWA LIMA-nya menjadi identik dengan budaya KLENIK, MISTIK dan SYIRIK, tidak akan bisa menafikan begitu saja jasa para WALI SONGGO sebagai mubaligh yang masuk angkatan pertama di negeri ini
• RUKUN ISLAM yang telah difisualikan menjadi PENDAWA LIMA pada perkembanganya memang sarat dengan KLENIK, MISTIK dan SYIRIK, tetapi itu bukan upaya para WALI SONGO, melainkann karena WAYANG KULIT itu sendiri berasal dari agama Hindu dan Budha, Demikian juga awal kehadiran Islam ke Indonesia sudah bersifat sinkretis dengan berbagai faham lain. Sebab Islam datang dari Arab melalui Persia, India dan Cina dengan BAJU TASWAWUF. Dan pada umumnya di abat 17-19 M. Islam dan Muslimin sedang mengalami masa kegelapan dan kemunduruan. Gerakan Pemurnian Islam di Indonesia baru muncul pada akhir abad 19 M dan awal abad 20 M. Oleh karena itu kita tidak bisa begitu saja menyalahkan bahwa menampilkan PENDAWA LIMA itu sama dengan menyebarkan ajaran KLENIK, MISTIK dan SYIRIK. Bahkan seharusnya kita harus berani mengakui bahwa PENDAWA LIMA itu dalam bentuknya yang sekarang ini dengan isi Rukun Islam adalah murni hasil karya seni Umat Islam di Jawa yang harus kita jaga dan kita lestarikan, Ajaran KLENIK, MISTIK dan SYIRIK bukan dari para Wali Songo. Dan PENDAWA LIMA yang sudah digubah oleh para Wali Songo adalah merupakan fisualisasi murni dari RUKUN ISLAM YANG LIMA. (Lihat Buku “WAYANG KEBATINAN ISLAM” oleh Dharmawan Budisuseno, Cet. Juli 2009 Pen.Kreasi Wacana hlm. 55) Jika pada perkembangannya tercampur dengan Ajaran KLENIK, MISTIK dan SYIRIK itu karena usaha orang-orang Islam (atau mungkin Non Muslim) yang berusaha mencampur-adukan atau mengembalikan kepada ajaran semula lahirnya wayang yang dibuat sebagai alat pemujaan roh nenek moyang, agar tetap bisa diakui sebagai budaya asli milik bangsa Indonesia yang disebut AJARAN KEBATINAN/ISLAM KEBATINAN. Tugas kitalah sekarang membersihkan kembali tentang keaslian PENDAWA LIMA sebagai pengejawantahan murni dari RUKUN ISLAM YANG LIMA.
• Dengan tujuan hendak mengembalikan Missi Suci yang tersimpul dalam WAYANG PENDAWA LIMA yang sesungguhnya merupakan perwujudan murni RUKUN ISLAM YANG LIMA, maka kami memilih PENDAWA LIMA sebagai nama
• Selain dari alasan di atas ada alasan lain yang lebih serius bagi kami, bahwa selama ini dengan dakwah yang menggunakan Istilah-Istilah atau nama-nama yang lebih murni misalnya JAMA'AH, HAROKAH, INTIFADAH, ATAU KHILAFAH, akan melahirkan kesan GARANG, KERAS EKSTRIM, dan orang-orang tertentu menjadi alergi dan bahkan antipati, padahal mereka tidak sedikit yang mengaku muslim, tapi takut dan ngeri, karena mereka tidak faham. Disinilah pentingnya kita menggunakan setrategi “Bagaimana mengambil ikan di dalam air sungai, agar ikan didapat sebelum air menjadi keruh”.
MISSI DAKWAH LEMBAGA PENDAWA LIMA
PENDAWA LIMA tetap mendakwahkan Islam agar kembali berpegang teguh dengan tali Allah SWT. Seraya bersatu padu, dengan missi utamanya kembali kepada Al-qur'an As-Asunnah Ash-Shahihah dengan bingkai perjuangan DUA (dari 5) YANG BERSAUDARA. Artinya :
1. RUKUN ISLAM YANG LIMA
• Makna Hakiki dari membaca Dua Kalimah Syahadah, yaitu tegaknya Aqidah yang kokoh bersih dari segala bentuk kemusyrikan. Karena itu Pemahaman dan Pendalaman Rukun Iman yang enam harus menjadi prioritas utama
• Makna Hakiki dari tegaknya Shalat Lima Waktu, sebagai gambaran Mikro kehidupan Muslimin, baik secara Individu (dengan bentuk Shalat fardiyah), maupun secara Berjama'ah (Sebagai Isyarat bahwa Muslimin harus bersatu padu dibawah satu komando demi terciptanya kekuatan yang besar)
• Makna Hakiki dari Ibadah Puasa di Bulan Ramadlan, sebagai gambaran mikro bahwa muslimin harus selalu berjuang (berjihad) membangun kekuatan Jiwa agar punya kepekaan sosial terhadap kaum yang lemah, serta kekuatan bersama dengan sikap disiplin yang selalu Asyiddaa'u alal kuffar ruhama bainahum
• Makna hakiki dari membayar Zakat, sebagai gambaran bahwa Muslimin wajib memahami hak-hak orang lain dalam masalah harta, sekaligus berlaku bersih dalam perjalanan hidupnya dari segala rizqi yang tidak halal
• Makna hakiki dari Ibadah Haji, gambaran bahwa muslimin harus melek sejarah dengan mengembara mengambil hikmah dan pelajaran demi membentuk kesatu-paduan muslimin secara universal untuk mewujudkan kehidupan di muka bumi yang Rahmatan lil'alamin
2. WASIYAT NABI YANG LIMA
• Wajib Berjama'ah (Bersatu padu) di bawah Komando seorang Khalifah di muka bumi
• Wajib mendengar baik dalam urusan menuntut ilmu atau mendengar nasehat dan amanat Imaam/Khalifah agar garis orbit beredar tertib sesuai dengan Sunatullah
• Wajib Tha'at, baik dengan ilmu yang telah dipelajari berdasar Al-Qur'an As-Sunnah Ash-Shahihah untuk diamalkan, maupun wajib Tha'at akan amanat Imaam/Khalifah selama tidak memaksiati Allah SWT dan Rasul-Nya
• Wajib Hijrah, dalam arti Muslimin harus Hijrah/Pindah dari hidup tanpa pimpinan, atau tanpa petunjuk Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah ke dalam hidup terpimpin dengan pedoman Kitab Allah SWT dan Rasul-Nya
• Wajib Jihad, artinya Muslimin bukan sekedar faham arti Jihad, tetapi seluruh hidupnya harus selalu dijalankan dengan jihad di jalan Allah SWT.

Rabu, 10 Agustus 2011

Cara Syaitan Menipu Orang Yang Bertaubat

Sesungguhnya syetan tidak suka jika manusia mendapat cinta dan ridla Rabb-nya. Dia berusaha menjerumuskan mereka ke dalam kemaksiatan, tindakan keji, dan berkata tentang Allah tanpa ilmu. Harapannya, agar mereka menjadi temannya di neraka yang menyala-nyala.
Begitu juga terhadap orang yang sudah terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan dan ingin keluar darinya, Syetan tidak pernah tinggal diam. Dia menggunakan berbagai cara tipu muslihat dan talbis agar mereka tetap dalam lembah maksiat. Terkadang syetan menggoda dengan menanamkan perasaan bahwa dirinya sangat kotor, dosanya bertumpuk-tumpuk dan tak terampuni. Sesekali juga dengan membisikkan tipuan bahwa Allah Mahapenerima taubat dan Mahapengampun, kapan saja bertaubat Allah senantiasa membuka pintu-Nya. Akhirnya ia memandang mudah masalah taubat, menggampangkannya, dan menunda-nundanya sehinga ia tak pernah bertaubat karena ajal dahulu menjemput. Berikut ini rincian godaan syetan agar menusia jauh dari taubat:
1. Tazyin, yaitu syetan menghiasi (menjadikan indah) perbuatan maksiat yang dilakukannya, menjadikannya cinta kepada maksiat itu, menjauhkannya dari ketaatan dan menampakkan susah dan beratnya taubat.
2. Talbis, yaitu syetan menipu manusia dengan menjadikan yang haram seperti halal, yang mungkar terlihat ma'ruf, batil seolah hak sehingga ia tidak akan keluar dari perbuatan tersebut.
3. Taswif, yaitu menunda-nunda taubat sehingga maut menjemput. Cara mengobatinya dengan banyak mengingat kematian dan bencana. Misalnya: banyak anak-anak yang lebih dulu mati sebelum yang tua, yang sehat sebelum yang sakit.
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اَللَّذَّاتِ: اَلْمَوْتِ
"Perbanyaklah mengingat sesuatu yang menghilangkan kenikmatan, yaitu kematian." (HR. At-Tirmidzi no. 2307; an Nasai 4/4; dan dishahihkan oleh Ibnu hibban)
. . syetan menghiasi (menjadikan indah) perbuatan maksiat yang dilakukannya, menjadikannya cinta kepada maksiat itu, . .
4. Meremehkan maksiat. Syetan menggodanya dengan mengatakan; "dosa-dosamu masih sedikit dibandingkan dosa orang lain. Allah Maha Pengampun dan Penyanyang. Dia tidak akan menyiksamu dengan dosa ini."
Ibnu Mas'ud radliyallah 'anhu berkata:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ قَالَ بِهِ هَكَذَا فَطَارَ
"Sesungguhnya seorang mukmin dalam melihat dosanya, seolah-olah ia berada di bawah gunung, yang takut akan menimpanya. Dan sungguh seorang fajir melihat dosanya seperti lalt yang hinggap di hidungnya, lalu ia berkata seperti ini, maka lalat itupun terbang." (HR. Al-Bukhari no. 5833; al Tirmidzi no. 2421; Ahmad no. 3446)
Maknanya, dia menganggap remeh dosanya. Ia yakin dosanya tidak akan mendatangkan bahaya yang besar, sebagaimana ia meremehkan lalat. Sehingga ia merasa mudah menghilangkannya.
"Dosa-dosamu masih sedikit dibandingkan dosa orang lain. Allah Maha Pengampun dan Penyanyang. Dia tidak akan menyiksamu dengan dosa ini,"
godaan syetan.
5. Merasa sulit istiqamah dalam ketaatan setelah taubat. Sesungguhnya taubat menuntut keistiqamahan terhadap ketaatan, sedangkan istiqamah terasa amat berat bagi jiwa. Ketika rasa berat muncul, syetan membisikkan agar dia berputus asa, lalu meninggalkan ketaatan dan kembali melakukan kemaksiatan-kemaksiatan.
6. Berputus asa, yaitu dengan menanamkan perasaan dosanya sudah terlalu banyak, sehingga rasa takutnya menutupi rasa raja' (harap)-nya kepada ampunan dan rahmat Allah. Lalu syetan masuk dari pintu ini dan membisikkan bahwa dosanya tidak akan diampuni, taubatnya tidak akan diterima karena banyaknya dosa yang telah ia lakukan. Pada akhirnya, ia berputus asa dari Rahmat Allah. Dan rasa putus asa ini adalah dosa tersendiri yang menambah dosa yang telah lalu.
Cara mengatasinya, harus selalu mengingat luasnya rahmat Allah dan besar ampunan-Nya. Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, Allah Ta'ala berfirman:
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
"Hai anak Adam, sungguh selama engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, Aku akan mengampunimu sebanyak apapun dosamu dan aku tidak perduli. Hai anak Adam, kalau seandainya dosamu mencapai setinggi langit, kemudian engkau beristighfar kepada-Ku, akan aku ampuni dosamu dan aku tidak perduli. Hai anak Adam, sungguh kalau kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam kondisi tidak melakkan syirik, pasti aku akan mendatangkan ampunan sebanyak itu juga." (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
Lalu syetan masuk dari pintu ini dan membisikkan bahwa dosanya tidak akan diampuni, taubatnya tidak akan diterima karena banyaknya dosa yang telah ia lakukan.
7. Tertipu dengan banyaknya pelaku maksiat (berserikat dengan pelaku kemaksiatan). Seperti orang yang bersama-sama melakukan perampokan, pencurian atau pembunuhan, lalu dihukum bersama-sama juga. Ia merasa dosa perbuatan itu akan dibagi dengan kelompoknya sehingga masing-masing mendapatkan bagian dosa yang sedikit.
Terkadang karena dosa ini dilakukan bersama-sama sehingga menimbulkan rasa bangga dengan dosa tersebut. Seperti korupsi bareng, mencuri bareng, menjarah bareng atau berzina bareng. Orang yang berbangga dengan perbuatan dosa sulit diharapkan bertaubat dan kesalahnnya tidak akan diampuni.
Orang yang berbangga dengan perbuatan dosa sulit diharapkan bertaubat dan kesalahnnya tidak akan diampuni.

Tanda taubat yang benar
1. Setelah bertaubat ia menjadi lebih baik.
2. Senantiasa merasa takut terhadap adzab atas maksiatnya. Sehingga diharapkan ketika ia wafat, datanglah Malaikat dan mengatakan:
أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS. Fushilat: 30)
3. Sangat menyesali perbuatan maksiat yang dilakukannya dan takut terhadap akibat buruk yang ditimbulkannya.
Hal-hal yang memotifasi taubat
1. Adanya perintah taubat dan anjuran menyegerakannya.
Firman Allah Ta'ala:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran: 133)
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS. An-Nuur : 31)
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Allah Ta'ala membuka tangan-Nya pada malam hari untuk memberi taubat bagi pelaku dosa di siang hari, dan membuka tangan-Nya pada malam hari untuk memberi taubat bagi pelaku dosa di malam hari, sehingga matahari terbit dari arah barat." (HR. Ahmad)
2. Mengetahui hubungannya dengan zaman
a. Waktu adalah kehidupan
Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :
يَا ابْنَ آدَمَ ، إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ مَجْمُوْعَةٌ ، كُلَّمَا مَضَى يَوْمٌ مَضَى بَعْضُكَ إِنَّمَا أَنْتَ بَيْنَ رَاحِلَتَيْنِ تُنْقِلاَنِكَ ، يُنْقِلُكَ اللَّيْلُ إِلَى النَّهَارِ وَيُنْقِلُكَ النَّهَارُ إِلَى اللَّيْلِ، حَتَّى يُسْلِمَانِكَ إِلَى الآخِرَةِ
"Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau bagaikan kumpulan hari. Setiap berlalu satu hari berarti berlalu (hilang) pula sebagian (umur)-mu. Sesungguhnya kamu berada di antara dua tunggangan yang selalu memindahkanmu. Malam memindahkanmu ke siang dan siang memindahkanmu ke malam sehingga menyerahkanmu kepada akhirat." (al Hilyah: 2/148)
Daud Ath Tha’i rahimahullah mengatakan, "Sesungguhnya malam dan siang adalah tempat persinggahan manusia, yang disinggahinya bergantian sampai dia berada pada akhir perjalanannya. Jika engkau mampu menyediakan bekal di setiap tempat persinggahanmu, maka lakukanlah. Berakhirnya safar boleh jadi dalam waktu dekat. Namun, perkara akhirat lebih segera daripada itu. Persiapkanlah perjalananmu (menuju negeri akhirat). Tunaikanlah kewajiban yang patut engkau tunaikan. Karena mungkin saja, perjalananmu akan berakhir dengan tiba-tiba." (al Hilyah: 7/348)
b. Pentingnya memanfaatkan waktu
Dari Ibnu Abbas radliyallah 'anhu, bahwa Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi nasehat kepada seseorang:
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْل خَمْس ، شَبَابك قَبْل هَرَمك ، وَصِحَّتك قَبْل سَقَمك ، وَغِنَاك قَبْل فَقْرك ، وَفَرَاغك قَبْل شُغْلك ، وَحَيَاتك قَبْل مَوْتك
"Perhatikan lima perkara sebelum datang lima perkara: waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, waktu luangmu sebelum datang waktu sempit (sibuk)mu, kayamu sebelum datang waktu miskinmu dan hidupmu sebelum datang waktu wafatmu." (HR. Al Hakim dalam shahih-nya secara marfu' dan diriwayatkan juga oleh Abdullah bin al Mubarak dalam al Zuhd dengan sanad shahih)
c. Waktu yang berlalu tidak akan kembali
Yaitu dengan melakukan muhasabah diri dari waktu yang sudah dihabiskannya. Caranya dengan mengingat kesalahan dan dosa-dosanya yang telah lalu, supaya menimbulkan rasa tunduk dan hina di hadapan Allah 'Azza wa Jalla. Sehingga waktunya yang akan datang tidak seperti waktunya yang lalu.
Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau bagaikan kumpulan hari. Setiap berlalu satu hari berarti berlalu (hilang) pula sebagian (umur)-mu. . .
3. Malu kepada Allah.
Yaitu dengan menyadari bahwa Allah telah melimpahkan kepadanya nikmat yang banyak, yang dengan itu ia malah bermaksiat dan tidak memenuhi hak-hak-Nya. Inilah yang terkandung dalam doa sayyidul istighfar.
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
"Ya Allah, Engkau adalah Tuhan-ku, tiada sesembahan yang hak kecuali Engkau, Yang telah menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas ikatan dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan buruk yang kuperbuat. Aku mengakui akan nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui (banyaknya) dosaku terhadap-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau." (HR. Al-Bukhari no. 6306)
4. Mengingat kematian dan masa akan datang yang belum tentu kita menemuinya
Ibnu Umar rahimahullah berkata:
إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ اَلصَّبَاحَ, وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ اَلْمَسَاءَ, وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِسَقَمِك, وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ.
"Jika engkau berada di sore hari janganlah menunggu (berharap) pagi hari, dan jika engkau berada di pagi hari janganlah menunggu (berharap) sore hari." (HR. Al-Bukhari no. 6416)
5. Mengingat kondisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Beliau adalah manusia yang telah diampuni dosa-dosanya, baik yang lalu maupun yang akan datang. Tapi, beliau senantiasa beristighfar kepada Allah Ta'ala. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
"Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah dan meminta ampun kepada-Nya, sungguh aku sehari bertaubat / meminta ampun kepada-Nya sebanyak seratus kali." (HR. Muslim, no. 2702)
Dalam sabdanya yang lain:
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
"Demi Allah, sungguh aku bertaubat dan beristighfar (meminta ampun) kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali." (HR. Al-Bukhari, no. 6307)
6. Berkawan atau bergaul dengan orang-orang baik / shalih.
Sesungguhnya seseorang berada di atas agama kawan dekatnya. Umar ibnul Khaththab rahimahullah menasehatkan: "Duduklah (bergaullah) bersama orang-orang yang suka taubat, sungguh mereka adalah orang yang lembut hatinya."
Muhammad bin Ka'ab Al-Quradli berkata:
اَلتَّوْبَةُ يَجْمَعُهَا أَرْبَعَةُ أَشْيَاءٍ : الاِسْتِغْفَارُ بِاللِّسَانِ، وَالإِقْلاَعُ بِالأَبْدَانِ، وَإِضْمَارُ تَرْكِ الْعُوْدِ بِالْجِنَانِ، وَمُهَاجَرَةُ سَيِّءِ الْإِخْوَانِ
"Taubat terkumpul dalam empat perkara: istighfar dengan lisan, meninggalkan (perbuatan itu) dengan badannya, dan bertekad tidak akan mengulanginya dengan hati serta menjauhi kawan yang buruk."
7. Meniti jalan salafush shalih, seperti jalan taubatnya Maiz bin Malik dan wanita Ghamidiyah serta yang lainnya.