Entri Populer

Jumat, 12 Agustus 2011

pandawa lima

Berbicara tentang PENDAWA LIMA pikiran kita langsung tertuju dengan WAYANG KULIT sebagai Seni budaya Jawa yang lahir sejak puluhan tahun lalu , yang syarat dengan ajaran mistikisme dimana di dalam Pandangan Islam masuk dalam katagori Musyrik. (membuat Sekutu/sepadan dengan selain Allah SWT sebagai sesembahan yang setara dengan Allah SWT). Karena itu kesan pertama ketika orang menyebutkan tentang WAYANG KULIT Image yang timbul langsung negative, sumber kemusyikan, sarang klenik, mistik, sumber maksiyat dan atribut-atribut lain yang senada.
Memang kenyataan itu, tidak bisa dipungkiri, sebab memang ASAL-USUL WAYANG itu sendiri berasal dari Ajaran Hindu yang terkodivikasikan dalam buku “Kitab Mahabarata dan Ramayana. Namun ketika kita menyebut PENDAWA LIMA, maka dalam buku Aslinya itu tidak bakal kita temukan bentuk gambar WAYANG PENDAWA LIMA.yang ada sekarang. Karena sesungguhnya timbulnya PENDAWA LIMA dalam bentuk yang ada sekarang memang bukan lahir dari ajaran Hindu, tetapi hasil kreativitas para Wali Songo (Sembilan) yang ingin mendakwahkan Islam kepada masyarakat Jawa saat itu melalui budaya Wayang.
ASAL USUL PENDAWA LIMA
gam
Di Jawa khususnya dan Indonesia pada Umumnya di saat pertama kali Islam datang di negeri Nusantara ini (pada abad ke 13 M) (1), kesenian yang lagi trendy (digemari) oleh masyarakat adalah WAYANG KULIT. Konon ketika para Wali Songo sedangkan kesulitan cara Mendakwahkan Islam di Jawa mereka melihat suatu pertunjukan WAYANG KULIT,seketika itu muncul ide creative,ingin menjadikan WAYANG KULIT sebagai sarana Dakwah Islam.
Sebab mereka memandang WAYANG merupakan sarana evektif untuk mudahnya masyarakat menerima ajaran Islam. Maka pada abad 15 M (1478 M) ketika kerajaan Demak berdiri dengan rajanya yang berjuluk Raden Patah hasil perjuangan para Wali Songo, Raden Patah cukup serius memperhatikan dan mengembangkan Wayang Kulit sebagai sarana Dakwah Islam (Baca buku “WAYANG KEBATINAN ISLAM” oleh Dharmawan Budi Suseno,Cet.1 Juli 2009, Pen. Kreasi Wacana, hlm. 24-27)
Sejak saat itulah dia mulai mempelajari wayang secara mendalam, dan berusaha membuat Lakon (Kisah/cerita) baru tentang PENDAWA LIMA sebagai bagian tak terpisahkan dari seluruh rangkaian kisah dalam dunia WAYANG KULIT yang esensi dasarnya cerita lentang Alam Kosmos yang stabil dan Alam yang labil. Perhatikan pendapat Dr. Neils Mulder yang mnulis buku tentang “Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa (Kelangsungan dan Perubahan Kultural)”. dia mengatakan : “Dalam mitologi Jawa yang berindukan epos India Ramayana dan Mahabarata Hidup ini dilihat sebagai peperangan antara kuasa-kuasa kekacauan dan kuasa-kuasa keteraturan. Dalam Siklus Mahabarata, kuasa-kuasa kekacauan adalah KURAWA. Mereka menggambarkan kuasa-kuasa keangkuhan, kesombongan, egoisme dan pengagungan diri, keserakahan, hawa nafsu dan amarah. Itulah kuasa-kuasa yang menyeleweng dari keadaan Kosmos yang seharusnya yakni harmoni, keadilan dan keteraturan. Bila Kurawa berkuasa, maka kehidupan di Kosmos dan di Bumi ditandai oleh suasana tidak teratur tidak menentu dan tidak adil. KURAWA dilawan oleh PENDAWA. Lima Bersaudara yang menegakan keshalehan, keadilan, sikap tanpa pamrih dan kepercayaan kepada tujuan Kosmos. Bila PENDAWA menang, maka kosmos dan kehidupan di dunia ini ditandai oleh suasana tentram, harmonis,adil dan makmur. Dalam Bharata Yudha perang terakhir dan besar-besaran, Pendawa mengalahkan Kurawa dan Keteraturan mengalahkan Kekacauan.” (Niels Mulder, Kebatinan dan Hidup sehari-hari Orang Jawa, cet.I,th.1983,Pen. PT. Gramedia Jkt. Hlm.14.
Maka dengan munculnya PENDAWA LIMA, sesungguhnya itu merupakan hasil karya seni yang spektakuler dari para Wali Songo yang berjuang mendakwahkan Islam di Tanah Jawa dengan segala kekuarangannya. Dan berkat ketekunan mereka itulah maka Islam dengan mudah bisa diterima oleh Masyarakat jawa khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
(1). Secara garis besar dapat disebutkan bahwa penyebaran Agama Islam dari Wilayah Barat ke Timur di seluruh Nusantara pada umumnya, melalui jalur-jalur Perdagangan (Hasjimi 1989, Chauduri 1989, Ibrahim,et.al 1989). Sejak abad ke 13 M itu, sudah terjadi hubungan dakwah dan dagang antara orang-orang di Kepulauan Nusantara dengan Arab, Persia, India dan China. Hubungan dagang terjadi terutama melalui jalur Laut yang melewati pelabuhan-pelabuhan besar. Pelabuhan penting di Sumatra yaitu, Lamuni, Aceh, Barus, Bagan Siapi-api dan Palembang. Pelabuhan utama di Jawa yaitu Sunda Kelapa.,Pekalongan, Semarang, Jepara, Tuban dan Gresik. Telah tumbuh sejak awal Abad Masehi. Para pedagang asing yang datang ke Pelabuhan tersebut sambil menunggu datangnya musim yang baik bagi pelayaran mereka membentuk Koloni. (Chauduri, 1989) (Diambil dari buku ”Islam Kejawen” Oleh Budiono Hadisutrisno, Cet. I Juli 2009.Hlm.129-130)
Padahal ketika itu (pada abad 13.M – 17 M ) di Jawa Telah berkembang terlebih dahulu ajaran Hindu dan Budha yang sudah menjadi agama para Raja yang berkuasa di Tanah Jawa. Melihat kondisi tersebut secara logika sangat sulit dibayangkan berhasilnya dakwah Islam. Sedangkan Islam Masuk ke Nusantara juga telah tercampur dengan berbagai budaya yang dilaluinya. Sebagaimana dituturkan oleh Budiono Hadisutrisno yang mengatakan : “Islam kemudian menyebar ke luar Jazirah Arab, maka segera bertemu dengan berbagai peradaban dan budaya local yang sudah mengakar selama berabad-abad. Negeri yang sudah didatangi Islam seperti Mesir, Siria,Palestina dan Persia sudah lama mengenal ajaran Filsafat Yunani. Ajaran Hindu Budha, Majusi, Kristen dan Mistik Neoplatonisme telah lama dikenal di Jazirah Arab, (Simuh,1995 :69). Dengan demikian Islam yang tersebar senantiasa mengalami penyesuaian dengan lingkungan peradaban dan kebudayaan setempat.(Islam Kejawen, Budiono Hadisutrisno, Cet.1 Th.2009 hlm, 129) Lebih-lebih dengan masuknya kaum penjajah pada awal abad 17 M oleh kaum Portugis dengan VOC-nya yang membawa Missi salib. Tetapi dengan munculnya kesenian WAYANG BEBER (asal-usul Wayang) yang kemudian berkembang menjadi WAYANG KULIT, ditemukanlah ide untuk memanfaatkan Seni Budaya WAYANG KILIT sebagai sarana dakwah Islam. Karena itu maka disusunlah Lakon/cerita/kisah tentang PENDAWA LIMA .
Selanjutkan agar menyatu dengan keseluruhan kisah dalam DUNIA WAYANG , maka para Wali Songo mencoba creative membuat silsilah dalam DUNIA PEWAYANGAN yang dikaitkan dengan kisah Nabi Adam AS.
Menurut cerita yang disampaikan oleh Kiy Dalang Hamzani dari Semarang ketika kami wawancarai menyebutkan bahwa asal usul PENDAWA LIMA itu sebagai berikut :
Kono n ceritanya : Bahwa PENDAWA LIMA adalah Lima Bersaudara putra Prabu Dewanata yang beristrikan Dewi Kunti, Prabu Dewanata yng berkuasa di Negeri Astinapura adalah putra Begawan Abiyoso, :
Begawan Ibiyoso - putra - Begawan Polosoro
Begawan Polosoro - putra - Sekutrem
Sekutrem - putra - Sakri
Sakri - putra - Bambang Parikenan/Parikesit
Bambang Parikenan/Parikesit - putra - Sang Hyang Nur Roso
Sang Hyang Nur Roso - putra - Sang Hyang Nur Cahyo
Sang Hyang Nur Cahyo - putra - Sang Hyang Wenang
Sang Hyang Wenang - putra - Sang Hyang SIS
Sang Hyang SIS - putra - Dewa Ruci
Dewa Ruci - putra - Nabi SIS
Nabi SIS keturnanan - Nabi Adam
Inilah kisah fiktif hasil rekayasa yang dibuat oleh para Wali Songo dengan segala kekurangan dan keterbatasannya. Agar Ajaran Islam yang diselipkan kepada PENDAWA LIMA itu bisa menyatu dengan DUNIA WAYANG, sehingga missi dakwah Islam bisa detrima dengan mudah oleh masyarakat.
ARTI PENDAWA LIMA
Pengertian tentang PENDAWA LIMA menjadi nama bagi lembaga Pembinaan Religi bagi kami adalah :
• PENDAWA LIMA kependekan dari PENDALAMAN WAWASAN LIMA. Maksudnya adalah Membina dan Membing Ummat agar Lebih memperdalam lebih jauh tentang apa arti sesungguhnya tentang RUKUN ISLAM YANG LIMA dan apa makna filosofinya dalam prilaku hidup muslim
• Dalam DUNIA PEWAYANGAN Arti PENDAWA LIMA adalah merupakan fisualisasi dari RUKUN ISLAM YANG LIMA , Maksudnya bahwa Figur PENDAWA LIMA itu merupakan gambaran RUKUN ISLAM YANG LIMA dengan rincian sebagai berikut :
1. PUNTODEWA = Gambaran Rukun Islam yang pertama : DUA KALIMAH SYAHADAT (karena disebutkan bahwa dia punya JIMUS KALIMOSODO) (buku “TASAWUF SEMAR HINGGA BAGONG” oleh Muhammad Zaairul Haq,cet I th,2009, Pen. Kreasi Wacana, hlm.10)
2. SENO/BIMA/WERKUDORO = Gambaran Rukun Islam yang kedua : MENEGAKAN SHALAT (dia hanya punya satu Bahasa komunikasi walaupun siapa yang diajak bicara) (buku “TASAWUF SEMAR HINGGA BAGONG” oleh Muhammad Zaairul Haq,cet I th,2009, Pen. Kreasi Wacana, hlm.13)
3. ARJUNA/JANOKO = Gambaran Rukun Islam yang ke-tiga : PUASA DI BULAN RAMADLAN.(dia punya kesaktian yang tak terkalahkan, dan performen yang menyenangkan pandangan, karena dia gemar Tirakat/bertapa (BERPUASA) dan gemar MENAHAN NAFSU (buku “TASAWUF SEMAR HINGGA BAGONG” oleh Muhammad Zaairul Haq,cet I th,2009, Pen. Kreasi Wacana, hlm.17)
4. NAKULO = Gambaran Rukun Islam yang ke –empat : MEMBAYAR ZAKAT (dia gemar bersolek dengan pakaian bagus dan bersih, suka memberi serta belaskasih pada kaum yang lemah, lambang orang kaya yang Dermawan/suka memberi infaq, shadaqah dan zakat) (buku “TASAWUF SEMAR HINGGA BAGONG” oleh Muhammad Zaairul Haq,cet I th,2009, Pen. Kreasi Wacana, hlm.18)
5. SADEWO = Gambaran Rukun Islam yang ke-lima : KEWJIBAN PERGI HAJI (dia suka melancong, mengembara mencari ilmu dan hikmah di tempat-tempat yang bersejarah) (buku “TASAWUF SEMAR HINGGA BAGONG” oleh Muhammad Zaairul Haq,cet I th,2009, Pen. Kreasi Wacana, hlm.18)
MAKSUD DAN TUJUAN
Terpilihnya nama LEMBAGA kami ini dengan nama PENDAWA LIMA, dilatar belakangi oleh dua sebab, yaitu :
• Sulitnya memilih nama yang bisa diterima oleh semua kalangan dengan fokus kejian yang berorientasi pada bidang Pendalaman Wawasan Keislaman sebagai Agama yang Hak dengan landasan Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah dengan mengajak kaum muslimin untuk meninggalkan segala bentuk bid'ah dan khurafat. Dari hasil renungan yang dalam itulah maka terpilihlah PENDAWA LIMA sebagai nama.
• Terpilihnya PENDAWA LIMA sebagai nama bukan tanpa alasan, justru kami punya missi yang lebih suci Insya Allah. Alasan – alasan yang bisa diuraikan di sini karena :
• Batapapun WAYANG KULIT itu lebih identik dengan dunia MISTIK, KLENIK, DAN MUSYRIK, tetapi kita tidak bisa menafikan bahwa mencuatnya WAYANG KULIT dalam karya yang lebih lengkap bersama PENDAWA LIMA-nya, menjadi Seni Budaya JAWA yang sudah Go internasioanal adalah hasil karya seni budaya Umat Islam (PARA WALI SONGO –SUNAN KALIJOGO) dengan segala keterbatasannya sebagai sarana Dakwah Islam yang efektif dan tepat saat itu sehingga Islam begitu mudah tersebesar di bumi Nusantara ini hingga dewasa ini.
• Kita harus berprasangka baik terhadap para pendahulu kita yang mendakwahkan Islam di Indonesia ini, bahwa mereka dengan segala kekurangannya telah mendakwahkan Islam dengan tulus Ikhlas karena Allah SWT. Walaupun kemudian WAYANG KULIT dengan PENDAWA LIMA-nya menjadi identik dengan budaya KLENIK, MISTIK dan SYIRIK, tidak akan bisa menafikan begitu saja jasa para WALI SONGGO sebagai mubaligh yang masuk angkatan pertama di negeri ini
• RUKUN ISLAM yang telah difisualikan menjadi PENDAWA LIMA pada perkembanganya memang sarat dengan KLENIK, MISTIK dan SYIRIK, tetapi itu bukan upaya para WALI SONGO, melainkann karena WAYANG KULIT itu sendiri berasal dari agama Hindu dan Budha, Demikian juga awal kehadiran Islam ke Indonesia sudah bersifat sinkretis dengan berbagai faham lain. Sebab Islam datang dari Arab melalui Persia, India dan Cina dengan BAJU TASWAWUF. Dan pada umumnya di abat 17-19 M. Islam dan Muslimin sedang mengalami masa kegelapan dan kemunduruan. Gerakan Pemurnian Islam di Indonesia baru muncul pada akhir abad 19 M dan awal abad 20 M. Oleh karena itu kita tidak bisa begitu saja menyalahkan bahwa menampilkan PENDAWA LIMA itu sama dengan menyebarkan ajaran KLENIK, MISTIK dan SYIRIK. Bahkan seharusnya kita harus berani mengakui bahwa PENDAWA LIMA itu dalam bentuknya yang sekarang ini dengan isi Rukun Islam adalah murni hasil karya seni Umat Islam di Jawa yang harus kita jaga dan kita lestarikan, Ajaran KLENIK, MISTIK dan SYIRIK bukan dari para Wali Songo. Dan PENDAWA LIMA yang sudah digubah oleh para Wali Songo adalah merupakan fisualisasi murni dari RUKUN ISLAM YANG LIMA. (Lihat Buku “WAYANG KEBATINAN ISLAM” oleh Dharmawan Budisuseno, Cet. Juli 2009 Pen.Kreasi Wacana hlm. 55) Jika pada perkembangannya tercampur dengan Ajaran KLENIK, MISTIK dan SYIRIK itu karena usaha orang-orang Islam (atau mungkin Non Muslim) yang berusaha mencampur-adukan atau mengembalikan kepada ajaran semula lahirnya wayang yang dibuat sebagai alat pemujaan roh nenek moyang, agar tetap bisa diakui sebagai budaya asli milik bangsa Indonesia yang disebut AJARAN KEBATINAN/ISLAM KEBATINAN. Tugas kitalah sekarang membersihkan kembali tentang keaslian PENDAWA LIMA sebagai pengejawantahan murni dari RUKUN ISLAM YANG LIMA.
• Dengan tujuan hendak mengembalikan Missi Suci yang tersimpul dalam WAYANG PENDAWA LIMA yang sesungguhnya merupakan perwujudan murni RUKUN ISLAM YANG LIMA, maka kami memilih PENDAWA LIMA sebagai nama
• Selain dari alasan di atas ada alasan lain yang lebih serius bagi kami, bahwa selama ini dengan dakwah yang menggunakan Istilah-Istilah atau nama-nama yang lebih murni misalnya JAMA'AH, HAROKAH, INTIFADAH, ATAU KHILAFAH, akan melahirkan kesan GARANG, KERAS EKSTRIM, dan orang-orang tertentu menjadi alergi dan bahkan antipati, padahal mereka tidak sedikit yang mengaku muslim, tapi takut dan ngeri, karena mereka tidak faham. Disinilah pentingnya kita menggunakan setrategi “Bagaimana mengambil ikan di dalam air sungai, agar ikan didapat sebelum air menjadi keruh”.
MISSI DAKWAH LEMBAGA PENDAWA LIMA
PENDAWA LIMA tetap mendakwahkan Islam agar kembali berpegang teguh dengan tali Allah SWT. Seraya bersatu padu, dengan missi utamanya kembali kepada Al-qur'an As-Asunnah Ash-Shahihah dengan bingkai perjuangan DUA (dari 5) YANG BERSAUDARA. Artinya :
1. RUKUN ISLAM YANG LIMA
• Makna Hakiki dari membaca Dua Kalimah Syahadah, yaitu tegaknya Aqidah yang kokoh bersih dari segala bentuk kemusyrikan. Karena itu Pemahaman dan Pendalaman Rukun Iman yang enam harus menjadi prioritas utama
• Makna Hakiki dari tegaknya Shalat Lima Waktu, sebagai gambaran Mikro kehidupan Muslimin, baik secara Individu (dengan bentuk Shalat fardiyah), maupun secara Berjama'ah (Sebagai Isyarat bahwa Muslimin harus bersatu padu dibawah satu komando demi terciptanya kekuatan yang besar)
• Makna Hakiki dari Ibadah Puasa di Bulan Ramadlan, sebagai gambaran mikro bahwa muslimin harus selalu berjuang (berjihad) membangun kekuatan Jiwa agar punya kepekaan sosial terhadap kaum yang lemah, serta kekuatan bersama dengan sikap disiplin yang selalu Asyiddaa'u alal kuffar ruhama bainahum
• Makna hakiki dari membayar Zakat, sebagai gambaran bahwa Muslimin wajib memahami hak-hak orang lain dalam masalah harta, sekaligus berlaku bersih dalam perjalanan hidupnya dari segala rizqi yang tidak halal
• Makna hakiki dari Ibadah Haji, gambaran bahwa muslimin harus melek sejarah dengan mengembara mengambil hikmah dan pelajaran demi membentuk kesatu-paduan muslimin secara universal untuk mewujudkan kehidupan di muka bumi yang Rahmatan lil'alamin
2. WASIYAT NABI YANG LIMA
• Wajib Berjama'ah (Bersatu padu) di bawah Komando seorang Khalifah di muka bumi
• Wajib mendengar baik dalam urusan menuntut ilmu atau mendengar nasehat dan amanat Imaam/Khalifah agar garis orbit beredar tertib sesuai dengan Sunatullah
• Wajib Tha'at, baik dengan ilmu yang telah dipelajari berdasar Al-Qur'an As-Sunnah Ash-Shahihah untuk diamalkan, maupun wajib Tha'at akan amanat Imaam/Khalifah selama tidak memaksiati Allah SWT dan Rasul-Nya
• Wajib Hijrah, dalam arti Muslimin harus Hijrah/Pindah dari hidup tanpa pimpinan, atau tanpa petunjuk Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah ke dalam hidup terpimpin dengan pedoman Kitab Allah SWT dan Rasul-Nya
• Wajib Jihad, artinya Muslimin bukan sekedar faham arti Jihad, tetapi seluruh hidupnya harus selalu dijalankan dengan jihad di jalan Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar