Di antara kisah menarik tentang kemuliaan wanita
adalah seperti yang diceritakan oleh Al-‘Atabi, yaitu bahwa dia pernah
berjalan kaki menyelusuri jalan-jalan yang ada di Bashrah. Tiba-tiba
dia melihat seorang wanita yang termasuk wanita yang paling cantik dan
manis, sedang bercanda dengan seorang laki-laki tua yang buruk rupa.
Setiap kali wanita itu berbicara kepada laki-laki tersebut, dia pun
tertawa di hadapan wajahnya.
Al-‘Atabi menceritakan: “Aku pun berusaha untuk mendekati wanita itu, lalu aku bertanya kepadanya: ‘Apa status laki-laki ini bagimu?’
Dia menjawab: ‘Dia adalah suamiku.’
Al-‘Atabi menceritakan: “Aku pun berusaha untuk mendekati wanita itu, lalu aku bertanya kepadanya: ‘Apa status laki-laki ini bagimu?’
Dia menjawab: ‘Dia adalah suamiku.’
Aku pun bertanya lagi: ‘Bagaimana mungkin kamu bisa bersabar dalam menghadapi keburukan rupa laki-laki ini, padahal kamu adalah wanita yang sangat cantik? Sungguh ini benar-benar menakjubkan!!’
Dia berkata: ‘Wahai Saudaraku, aku berharap barangkali ketika laki-laki itu dikaruniai diriku, dia pun bersyukur. Sebaliknya, ketika aku dikaruniai dirinya, aku pun bersabar. Orang yang bersabar dan orang yang bersyukur adalah termasuk penghuni surga. Bukankah dengan demikian, berarti aku telah ridha terhadap apa yang telah ditetapkan Allah untukku?’
Sungguh jawaban wanita itu membuatku tak berkutik, karena itu aku pun pergi dan meninggalkannya.” (Tuhfah Al-‘Aruus, hal. 147.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar